Menyempitkan
cara pandang hidup beragama orang yang terkena pengaruh fatwa-fatwa kaum
Salafi Wahabi biasanya jadi berpikiran
sempit dalam memandang kehidupan beragama, yaitu hanya antara Sunnah dan Bid'ah, itupun
menurut definisi mereka sendiri, padahal banyak urusan lain di
dalam kehidupan beragama yang juga butuh perhatian besar.
Akibatnya, orang itu tidak bisa
leluasa melihat kemaslahatan atau kebaikan suatu tradisi atau amalan yang di
dalamnya diselipkan nilai-nilai agama atau unsur-unsur berbau agama, hanya
karena "format"nya mereka anggap tidak pernah dikerjakan oleh
Rasulullah Saw.
padahal menurut para
ulama, tidak dikerjakannya suatu amalan tidak menunjukkan bahwa amalan itu
terlarang.
Cara
pandang yang sempit seperti ini kemudian melahirkan dua keadaan pada diri orang itu,
yaitu:
1. Fokus melaksanakan ibadah dengan
format yang menurutnya persis seperti disebutkan di dalam sunnah Rasulullah
Saw.
2. Waspada
dari perkara-perkara yang mereka anggap sebagai bid'ah.
Keadaan yang pertama akan membuat orang itu merasa bangga
dengan amal ibadahnya sendiri, sebab ia merasa amal ibadahnya itu bernilai
karena sesuai sunnah. Di samping itu, keadaan tersebut juga bisa membangkitkan
kesombongan saat melihat amal ibadah orang lain yang mereka anggap tidak sesuai
sunnah sehingga menjadi sia-sia dan tidak berpahala.
Sementara itu, keadaan yang kedua, yaitu
kewaspadaannya terhadap perkara yang ia anggap bi'dah dengan pengertian yang tidak jelas,
akan menumbuhkan ketakutan akan terjerumus kepada perbuatanbid'ah yang pada puncaknya berubah
menjadi sikap paranoid terhadap setiap perkara baru berbau
agama.
Saking paranoidnya, maka setiap menjumpai perkara baru
berbau agama dalam bentuk apa saja (baik ucapan maupun perbuatan).
orang itu selalu mengajukan pertanyaan-pertanyaan
seperti, "Adakah
dalilnya?", "Shahih kah dalilnya?", "Apakah Rasulullah Saw.
atau para Shahabat beliau melakukannya?".
Dari kebiasaan ini, dan dari kesempitan cara pandang mereka
yang selalu membagi urusan agama cuma antara Sunnah
& Bid'ah, maka
terlontarlah ungkapan-ungkapan yang penuh kesombongan seperti berikut: "Tidak ada
dalilnya!", "Hadisnya dha'if (lemah)!", "Tidak pernah
dilakukan Rasulullah Saw.!"
Ungkapan "Tidak ada dalilnya!" adalah
ungkapan yang tergesa-gesa dalam menghukumi suatu amalan, banyak pendakwah Salafi Wahabi ini berani
melontarkannya kepada masyarakat dengan maksud meyakinkan mereka seolah memang
suatu amalan itu tidak ada dalilnya, padahal di sana ada ratusan bahkan ribuan
jilid kitab tafsir dan kitab hadis yang jika mereka kaji satu persatu maka
dalil itu akan mereka temukan.
Kesombongan mereka membuat diri mereka seolah
sudah menelusuri semua kitab-kitab itu dan seolah mereka sudah hafal seluruh
dalil, lalu berani memastikan ada atau tidak adanya dalil.
dan akibat merajalelanya isu sunnah & bid'ah serta
upaya kaum Salafi & Wahabi dalam menterjemah buku-buku mereka dan
menerbitkannya secara bombastis ke tengah-tengah masyarakat.
Hal-hal
yang perlu kita waspadai adalah:
sikap beragama mereka banyak yang bertentangan dengan para
ulama Contohnya:
Kaum Salafi Wahabi yang mengaku
beribadah selalu berasarkan sunnah Rasulullah Saw.
Kaum Salafi Wahabi menganggap bahwa
membaca al-Qur'an di kuburan adalah bid'ah dan haram hukumnya
Kaum Salafi Wahabi berpendapat bahwa
bertawassul dengan orang yang sudah meninggal seperti Rasulullah Saw. atau para
wali adalah bid'ah yang tentunya diharamkan.
Kaum Salafi Wahabi tidak mau
menerima pembagian bid'ah menjadi dua (sayyi'ah/madzmumah
& hasanah/mahmudah) karena menurut mereka setiap bid'ah adalah
kesesatan, padahal Imam Syafi'I (ulama salaf) telah menyatakan pembagian itu
dengan jelas, dan pendapatnya ini disetujui oleh mayoritas ulama setelah
beliau.
Kaum Salafi Wahabi seperti sangat
alergi dengan hadis-hadis dha'if (lemah), apalagi yang
dijadikan dasar untuk mengamalkan suatu amalan yang mereka anggap bid'ah.
Para ulama salaf
tidak pernah mengharamkan peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw. atau yang
lainnya sebagaimana yang difatwakan kaum Salafi & Wahabi sebagai bid'ah tanpa
dalil terperinci.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar