Kamis, 16 Januari 2014

Menyempitkan Cara Pandang Hidup Beragama

Menyempitkan cara pandang hidup beragama orang yang terkena pengaruh fatwa-fatwa kaum Salafi  Wahabi biasanya jadi berpikiran sempit dalam memandang kehidupan beragama, yaitu hanya antara Sunnah dan Bid'ah, itupun menurut definisi mereka sendiri, padahal banyak urusan lain di dalam kehidupan beragama yang juga butuh perhatian besar.

 Akibatnya, orang itu tidak bisa leluasa melihat kemaslahatan atau kebaikan suatu tradisi atau amalan yang di dalamnya diselipkan nilai-nilai agama atau unsur-unsur berbau agama, hanya karena "format"nya mereka anggap tidak pernah dikerjakan oleh Rasulullah Saw.
 padahal menurut para ulama, tidak dikerjakannya suatu amalan tidak menunjukkan bahwa amalan itu terlarang.
Cara pandang yang sempit seperti ini kemudian melahirkan dua keadaan pada diri orang itu, yaitu:
 1. Fokus melaksanakan ibadah dengan format yang menurutnya persis seperti disebutkan di dalam sunnah Rasulullah Saw. 
2. Waspada dari perkara-perkara yang mereka anggap sebagai bid'ah.
Keadaan yang pertama akan membuat orang itu merasa bangga dengan amal ibadahnya sendiri, sebab ia merasa amal ibadahnya itu bernilai karena sesuai sunnah. Di samping itu, keadaan tersebut juga bisa membangkitkan kesombongan saat melihat amal ibadah orang lain yang mereka anggap tidak sesuai sunnah sehingga menjadi sia-sia dan tidak berpahala.
 Sementara itu, keadaan yang kedua, yaitu kewaspadaannya terhadap perkara yang ia anggap bi'dah dengan pengertian yang tidak jelas, akan menumbuhkan ketakutan akan terjerumus kepada perbuatanbid'ah yang pada puncaknya berubah menjadi sikap paranoid terhadap setiap perkara baru berbau agama.
Saking paranoidnya, maka setiap menjumpai perkara baru berbau agama dalam bentuk apa saja (baik ucapan maupun perbuatan).
 orang itu selalu mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti, "Adakah dalilnya?", "Shahih kah dalilnya?", "Apakah Rasulullah Saw. atau para Shahabat beliau melakukannya?".
Dari kebiasaan ini, dan dari kesempitan cara pandang mereka yang selalu membagi urusan agama cuma antara Sunnah & Bid'ah, maka terlontarlah ungkapan-ungkapan yang penuh kesombongan seperti berikut: "Tidak ada dalilnya!", "Hadisnya dha'if (lemah)!", "Tidak pernah dilakukan Rasulullah Saw.!"    
Ungkapan "Tidak ada dalilnya!" adalah ungkapan yang tergesa-gesa dalam menghukumi suatu amalan, banyak  pendakwah Salafi Wahabi ini berani melontarkannya kepada masyarakat dengan maksud meyakinkan mereka seolah memang suatu amalan itu tidak ada dalilnya, padahal di sana ada ratusan bahkan ribuan jilid kitab tafsir dan kitab hadis yang jika mereka kaji satu persatu maka dalil itu akan mereka temukan.
 Kesombongan mereka membuat diri mereka seolah sudah menelusuri semua kitab-kitab itu dan seolah mereka sudah hafal seluruh dalil, lalu berani memastikan ada atau tidak adanya dalil.
dan akibat merajalelanya isu sunnah bid'ah serta upaya kaum Salafi & Wahabi dalam menterjemah buku-buku mereka dan menerbitkannya secara bombastis ke tengah-tengah masyarakat.      
Hal-hal yang perlu kita waspadai adalah:
sikap beragama mereka banyak yang bertentangan dengan para ulama Contohnya:
*       Kaum Salafi Wahabi yang mengaku beribadah selalu berasarkan sunnah Rasulullah Saw.
*       Kaum Salafi Wahabi menganggap bahwa membaca al-Qur'an di kuburan adalah bid'ah dan haram hukumnya
*       Kaum Salafi Wahabi berpendapat bahwa bertawassul dengan orang yang sudah meninggal seperti Rasulullah Saw. atau para wali adalah bid'ah yang tentunya diharamkan.
*       Kaum Salafi Wahabi tidak mau menerima pembagian bid'ah menjadi dua (sayyi'ah/madzmumah & hasanah/mahmudah) karena menurut mereka setiap bid'ah adalah kesesatan, padahal Imam Syafi'I (ulama salaf) telah menyatakan pembagian itu dengan jelas, dan pendapatnya ini disetujui oleh mayoritas ulama setelah beliau.
*       Kaum Salafi Wahabi seperti sangat alergi dengan hadis-hadis dha'if (lemah), apalagi yang dijadikan dasar untuk mengamalkan suatu amalan yang mereka anggap bid'ah.
*       Para ulama salaf tidak pernah mengharamkan peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw. atau yang lainnya sebagaimana yang difatwakan kaum Salafi & Wahabi sebagai bid'ah tanpa dalil terperinci.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar