Minggu, 16 Februari 2014

KISAH HARUT & MARUT

KISAH HARUT & MARUT

Diriwayatkan oleh Abi Hatim dari Assham Bin Rawwad, dari Adam, dari Abi Ja'far, dari Qais Ubaid, dari Ibnu Abbas r.a. berkata Ibnu Abbas:

"Semakin lama makin banyak juga manusia anak cucu Adam di permukaan bumi ini. Dan semakin banyak pula kerusakan dam maksiat yg mereka lakukan. Diantaranya mereka kafir terhadap Allah . Melihat kejadian itu para Malaikat dilangit lalu berkata kepada Allah :
Ya Tuhanku, alam yg Engkau ciptakan untuk tempat berbakti dan beribadat terhadap Engkau, sudah dijadikan oleh manusia menjadi tempat maksiat (mengingkari) ajaran Engkau, mereka saling membunuh, berzina, berjudi, mencuri dan minum minuman keras, serta memakan harta anak yatim dan mengkafirkan Engkau ya Tuhanku"
Kepada para Malaikat diperintahkan oleh Allah untuk memilih dua Malaikat, lalu mereka memilih Malaikat Harut dan Marut, kedua malaikat itu lalu diutus untuk turun kebumi. Kepada kedua Malaikat itu, Allah membangkitkan semua hawa nafsu seperti layaknya manusia keturunan Adam dan Hawa. Kepada kedua Malaikat ini diperintahkan oleh Allah agar beribadat dan mematuhi perintah Allah, dan jangan mempersekutukan Tuhan, kepada keduanya, Allah melarang agar jangan saling membunuh, memakan makanan haram, berzina, mencuri dan minum minuman yg memabokkan. Kedua Malaikat itu lalu turun kebumi dan tinggal untuk beberapa lama, menghukum antara yg haq, yaitu dizaman Nabi Idris a.s.
Dikala itu ada seorang wanita yg kecantikannya ditengah wanita wanita sebagai venus (bintang kejora) ditengah segala bintang, kedua Malaikat itu lalu mendatangi wanita itu, mulai merayu untuk menyerahkan kehormatannya. Wanita itu menolak, kecuali keduanya itu mau menganut agama yg dianutnya. Kedua Malaikat itu lalu menanyakan agama apa yg dianut wanita itu, wanita itu lalu mengeluarkan berhala (patung) dan berkata: inilah yg aku sembah. Kedua Malaikat itu menjawab: Kami tidak ada keinginan menyembah patung itu, lalu keduanya pergi dengan sedih. Kemudian kembali keduanya mendatangi wanita itu dengan maksud yg sama, yg juga dijawab dengan jawaban seperti waktu pertama tadi. Sehingga keduanya kembali dengan hampa, dan demikian pula kali yg ketiganya.
Karena keduanya tidak mau menyembah berhala, maka wanita itu menyuruh pilih 1 diantara 3 perkara yaitu:
1. Menyembah berhala.
2. Membunuh
3. minum tuak.
Keduanya berfikir bahwa pertama dan kedua tidak pantas, yg lebih ringan dosanya adalah minum tuak. Lalu kedua Malaikat itu minum tuak, dan baru baru saja keduanya minum tuak itu, keduanya menjadi mabok, lalu melakukan hubungan intim (enak gila) dengan wanita itu. Dan karena keduanya takut bahwa wanita itu akan menceritakana pelanggaran berat kepada orang banyak, lalu kedua Malaikat itu membunuh wanita yg itu.
Setelah kedua Malaikat itu sembuh dari maboknya, dan menyadari bahwa keduanya sudah melakukan dosa dosa yg amat berat, begitu kedua Malaikat itu mau naik ke langit, tetapi sudah tidak sanggup, sebab antara langit dan bumi dipasang tutup untuk keduanya.
Melihat kejadian itu, sadarlah seluruh Malaikat yg ada dilangit, bahwa manusia yg tidak kenal alam gaib pantas tidak takut berbuat dosa, sehingga para Malaikat dapat mengerti kalo banyak manusia yg berbuat dosa.
Sejak saat itu seluruh Malaikat dilangit, disamping memuji Allah, mereka slalu berdoa agar Allah sudi kiranya mengampuni dosa dosa manusia yg beriman yg tinggal dibumi ini.
Terhadap kedua Malaikat yg dijadikan percobaan itu, oleh Allah disuruh pilih menjalani siksa dunia atau siksa akhirat. Lalu keduanya memilih siksa dunia, karena dunia ini tidak kekal. Sedangkan siksa akhirat adalah siksa yg kekal, begitulah kedua malaikat itu disiksa oleh Allah didunia, dan bebas dari siksa diakhirat kelak.
Akhirnya banyak manusia yg mendatangi kedua Malaikat itu untuk mempelajari ilmu sihir yg dapat mecerai beraikan antara suami isteri. Kedua Malaikat itu tak lupa menerangkan kepada orang banyak, bahwa ilmu sihir itu adalah sebagai (fitnah) bagi mereka, dan tidak akan berbarti apa apa kecuali degan izin Allah, dan pasti mendatangkan kerusakan semata. Sekalipun begitu, masih banyak saja manusia yg ingin mempelajarinya yg terang terangan tidak manfaat dan malah akan mendapatkan siksa yg amat berat diakhirat kelak.

ALLAH swt Berfirman:

"Dan mereka (yahudi) mengikuti apa yg diceritakan oleh setan setan tentang kerajaan Sulaiman, padahal Sulaiman tidak kufur, hanya setan setan itu yg kufur. Mereka ajarkan ilmu sihir kepada manusia, dan ilmu yg diturunkan kepada 2 Malaikat di Babil, bernama Harut dan Marut, padahal keduanya tidak mengajarkan melainkan berkata:
Kami tidak lain melainkan percobaan, sebab itu janganlah engkau kufur. Tetapi tetap mereka (yahudi) belajar dari kedua Malaikat itu (ilmu) buat menceraikan antara suami dan isteri, dan mereka tidak membahayakan seseorang melainkan dengan izin Allah. Tetapi mereka telah mempelajari apa yg membahayakan mereka dan tidak memberikan manfaat kepada mereka padahal mereka itu tahu, bahwasanya orang yg menggunakan sihir itu tidak mendapatkan kebahagiaan yg baik diakhirat kelak, dan alangkah busuknya suatu harga yg denganya mereka jual akan diri mereka, jika mereka mengetahui" (al-Baqarah : 102)

Ayat tersebut membantah tuduhan yahudi yg mengatakan bahwa Nabi Sulaiman lah yg pertama mengajarkan ilmu sihir, tetapi yg sebenarnya adalah setan setanlah yg mengajarkan sihir itu. Kemudian mereka sekali lagi dicobai melalui Malaikat Harut dan Marut. Tetap saja mereka mempelajari ilmu sihir kepada ke dua Malaikat itu, sekalipun kedua Malaikat itu telah memperingatkan bahwa sihir itu adalah cobaan agar mereka jangan melanggar dengan mempelajarinya, namun mereka tetap mempelajarinya.
Cerita Harut dan Marut yg diterangkan diatas dan tersebut dalam ayat diatas ini telah menimbulkan banyak perbeda'an pendapat dikalangan para ahli tafsir. Apa mungkin Malaikan yg telah diakui dalam banyak ayat dan hadits bahwa mereka suci tak bersalah, lalu mengerjakan kesalahan yg begitu berat, berzina, minum tuak, membunuh dan mengerjakan ilmu sihir?
Ada yg berpendapat bahwa tidak mungkin Malaikat mengerjakan dosa dosa berat seperti tersebut diatas ini. Sebab itu mereka, kedua Malaikat yg bernama Harut dan Marut itu yg sebenarnya bukan Malaikat, tetapi manusia biasa yg pada mulanya amat soleh/salih, sehingga dalam masyarakat ketika itu mendapat julukan seperti Malaikat (baca Tafsir al-Furqan karya Ustadz A Hasan, halaman 29.)


Sihir adalah suatu kekuatan ghaib yang tidak diridhai Allah. Kekuatan tersebut biasanya digunakan untuk keburukan walaupun memang beberapa di antara orang jahil ada yang mempergunakannya untuk tujuan baik seperti penggunaan pelet dan pengasihan untuk melengketkan suami dengan istrinya. Namun demikian, untuk tujuan apapun, sihir tetaplah suatu perkara yang diharamkan Allah dan termasuk dosa besar yang mukaffirah (mengeluarkan pelakunya dari Islam).

Berikut adalah penggalan dari fatwa ulama Lajnah Adalah Da’imah: “Ilmu gaib termasuk kekhususan Allah, maka tidak seorangpun dari makhluk-Nya mengetahuinya, tidak jin dan tidak pula selainnya kecuali apa yang diwahyukan Allah kepada siapa yang dikehendaki-Nya dari para malaikat dan Rasul-Nya. Allah SWT berfirman: ‘Tidak ada seorangpun di langit dan bumi mengetahui perkara gaib kecuali Allah’ (An Naml: 65)” (Al Lajnah Ad Dari’imah, 1/399).

Allah SWT berfirman dalam ayat-Nya yang agung:

“Sulaiman itu tidak kafir, akan tetapi setan-setan itulah yang kafir, mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di negeri Babylonia, yaitu Harut dan Marut. Padahal keduanya tidak mengajarkan sesuatu kepada seseorang sebelum mengatakan: ‘Sesungguhnya kami hanyalah ujian bagimu, sebab itu janganlah kamu kafir’” (Al Baqarah: 102).

Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, renungilah ayat tersebut. Ketahuilah bahwa sesungguhnya malaikat Harut dan Marut diturunkan Allah ke bumi dengan membawa sihir. Akan tetapi mereka di amanahkan apabila ada orang yang hendak belajar sihir dari mereka, maka mereka akan memberi peringatan serius kepada orang tersebut bahwa kedatangan mereka adalah sebagai ujian keimanan; maka dihadapkan dua pilihan kepada orang itu apakah dia mau menjadi kafir dengan mempelajari sihir, ataukah dia memilih tetap menjadi orang yang beriman dengan membatalkan rencananya mempelajari sihir dari kedua malaikat itu.

Ibnu Abbas berkata: “Jika ada orang yang mendatangi keduanya (Harut dan Marut) karena menghendaki sihir, maka dengan tegas keduanya melarang orang tersebut seraya berkata; ‘Sesungguhnya kami ini hanyalah cobaan bagimu, maka janganlah kamu kafir,’ karena keduanya mengetahui kebaikan, keburukan, kekufuran dan keimanan, sehingga keduanya mengetahui bahwa sihir adalah termasuk kekufuran.” (Riwayat Ibnu Abi Hatim, 1/312).

Hassan Al Bashri ketika menafsirkan ayat ini berkata: “Benar! Kedua malaikat ini diturunkan dengan membawa ilmu sihir untuk mengajari manusia sebagai bala’ (cobaan) yang hendak Allah berikan kepada manusia. Dan Allah mengambil perjanjian atas keduanya (Harut dan Marut) untuk tidak mengajarkan ilmu tersebut kepada siapapun kepada siapapun sampai keduanya mengatakan; ‘Sesungguhnya kami hanyalah cobaan bagimu, maka janganlah kamu kafir’” (Riwayat Ibnu Abi Hatim, 1/310).

Qatadah berkata: “Allah telah mengambil perjanjian atas keduanya (Harut dan Marut) untuk tidak mengajarkannya (sihir) kepada siapapun hingga keduanya mengatakan; ‘Sesungguhnya kami hanyalah cobaan, yaitu bala’ yang telah menimpa kami, maka janganlah kamu kafir’” (Ath Thabari, 2/443).

Ibnu Juraij berkata tentang ayat ini: “Tidak ada yang berani mempelajari ilmu sihir kecuali orang kafir. Adapun fitnah yang dimaksud di sini adalah cobaan dan ujian” (Ath Thabari, 2/443).

Demikianlah penafsiran tentang ayat ini. Sekali lagi kami tekankan bahwasanya siapapun orangnya yang berniat mempelajari ilmu ghaib dan sihir, maka orang itu telah menggadaikan keimanannya. Iman yang ada di dadanya dijual dengan kekafiran hanya dikarenakan sekedar ingin menguasai ilmu sihir. Aku berlindung kepada Allah SWT dari kesesatan mereka…

Hai orang-orang yang beriman kepada Allah, Rasul-Nya, Kitab-Nya, Malaikat-Nya, Hari Pembalasan, dan Qada dan Qadar, sesungguhnya telah banyak penjelasan tentang status keharaman sihir di antara manusia. Perhatikanlah apa yang dikatakan oleh Abdullah bin Mas’ud: “Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang sihir, lalu ia mempercayai ucapannya, maka ia telah kafir terhadap apa yang telah diturunkan kepada Muhammad” (Kasyful Atsar, 2/443 dan diriwayatkan pula oleh Ahmad bin Hambal dari jalur Abu Hurairah, 2/429. Dishahikan Al Albani dalam Shahihul Jami’, no. 5939).

Jika orang yang mendatangi dan membenarkan perkataan dukun saja langsung divonis kafir, maka bagaimana dengan sang dukun itu sendiri? Pastilah julukan kafir lebih pantas disematkan kepadanya. Ambillah pelajaran!!!

Ibnu Katsir berkata: “Sebagian ulama menjadikan ayat ini (Al Baqarah: 102) sebagai dalil untuk mengkafirkan orang yang mempelajari sihir” (Tafsir Ibnu Katsir, 1/360).

Bajalah bin Abdah berkata: ”Telah sampai kepada kami surat dari Umar setahun sebelum wafat yang isinya; ‘Hendaklah kalian membunuh semua penyihir, baik laki-laki maupun permpuan’” (Al Kabair, hal. 22).

Ibnu Qudamah Al Maqdisi berkata: “Mempelajari dan mengajarkan sihir adalah haram, kami tidak mengetahui ada perselisihan di kalangan ahlul ilmi mengenai hal ini.” Sahabat-sahabat kami berkata: “Para tukang sihir itu kafir secara lisan dan dengan kemauan sendiri” (Al Mughni Ma’asy Syarhil Kabir, 8/151).

Sayyid Quthb mengkomentari ayat Al Baqarah 102: “Dan pada kali lain kita dapati Al Quran menganggap sihir, mempelajari sihir, dan mempergunakan ilmu sihir sebagai kekafiran, dan hal ini disebutkan melalui lisan kedua malaikat Harut dan Marut itu” (Tafsir Fi Zhilalil Qur’an, 1/117).

Wahai kaum muslimin terkhusus mukminin, sihir yang ada di masyarakat saat ini apapun bentuknya adalah kesyirikan. Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya ruqa (jampi), tama’im (jimat), dan tiwalah (pelet) adalah syirik” (HR. Ahmad, 1/381). Dalam potongan hadist yang lain, Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa menggantungkan jimat, maka dia telah berbuat syirik” (HR. Bukhari, no. 3288). Bisa diambil kesimpulan orang yang bermain dengan jampi-jampi, jimat, dan ilmu pelet adalah orang musyrik, dan Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya Allah takkan mengampuni dosa syirik” (An Nisa: 48).


Tulisan ini hanyalah berfungsi sebagai peringatan bagi orang yang masih peduli kapada tauhidnya. Mudah-mudahan siapapun yang membaca pesan singkat ini bisa mengambil hikmah dan menjauhi perkara syirik serta mendakwahkan kepada saudara-saudara yang lain agar mereka bisa memahami kesyirikan. Akhir kata, semoga Allah membimbing kita dengan hidayah-Nya…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar